Seru-seruaan yuk!
Hi! Aku lagi gabut nih, sebenernya mau nulis tentang gimana kamu harus bersyukur dgn pekerjaanmu sekarang. Tapi berat banget ya? Nanti deh lain kali aja kalo otaknya lagi mau bekerja berat.
Nah! Hari ini aku mau bahas topik yang seru-seru yuk. Tentang kisah cinta remaja dan orang-orang di range umur seperti aku. Lepas dari remaja tapi belum cukup dikatakan dewasa *eaaa bahasanya*
Ini masalah percintaan yang sering jadi problematika, kalo para pembacaku punya pendapat lain, boleh banget di share di kolom komentar ya. Hehe!
Okay, let me know about "cinta beda agama"
Asik ga tuh? Kayak paham aja ya, padahal aku mah jomblo. Tapi ini topik yang sangat-sangat menarik untuk dibahas menurutku. Karena aku banyak baca buku dan nonton film, case ini jadi konflik utama. Ga cuma di dunia itu doang, tapi dunia nyata pun banyak banget yang mengalami. Banyak banget pengalaman dari temen-temenku yang mengalami ini, dan dari cerita sebenernya saat menjalani mereka happy aja layaknya pasangan yang sedang pacaran. Tapi emang kadang ada saat dimana jadi beban pikiran.
Cinta beda agama ini sebenernya kayak lagi main pencari jejak di hutan. Kita harus memecahkan berbagai clue untuk sampai ke garis finish. Cuma bedanya, garis finish nya disini ga selalu happy ending. Kadang juga sad ending. Terlepas dari pandangan suatu agama, ga salah kok nyaman dan sayang sama seseorang yg punya keyakinan beda dengan kita. Cuma ya yang perlu kita ingat, kalo salah-satu dari masing-masing pihak gaada yang mau ngalah. Hubungannya akan berada di status stagnasi dan berujung sia-sia. Nah, balik lagi ke permainan pencari jejak, kenapa aku bilang mirip karena saat menjalani hubungan ini akan banyak banget clue-clue yang harus dipecahkan.
Pertama dari pribadi masing-masing, apakah mereka mau menerima pasangan mereka yang beda keyakinan ? apakah mereka mau memberikan toleransi ke pasangan mereka ? Jawabannya ada di diri masing-masing. Menerima pasangan ? Pasti lah orang mereka udah jatuh cinta, ga mungkin ga nerima kan. No! Bukan itu yang di maksud tapi lebih dari itu. Karena ketika pacaran dengan pacar yang beda keyakinan,akan banyak pertanyaan yang buat mental dari masing-masing pribadi tertekan *lagi-lagi ini based on my friend story not me*. Apalagi kalo tipe pasangan yang saat sudah pacaran biasaya dikenalkan ke keluarga. Nah...ini jadi salah satu clue yang harus dipecahkan. Jujur sejauh ini temen-temenku yang paling berat mengenalkan ke keluarga saat mereka pacaran adalah mereka yang memiliki pasanang muslim dan non-muslim. Karena yang muslim pasti akan lebih susah menerobos perkenalan yg mulus (mohon maap, ini hanya pendapatku. Tapi balik lagi ke mereka yang sedang berjuang, kadang ada beberapa keluarga yang akhirnya memberi lampu hijau ketika melihat keyakinan dari pasangan tersebut walau tetap diberi peringatan kalau ini baru sebatas teman dekat. Selanjutnya adalah toleransi, kalo ini kesemua agama akan setuju. Resiko pacaran beda agama adalah beda waktu ibadah, hari raya besar keagamaan dan juga beberapa ritual dari agama tertentu. Nah...harusnya sebagai orang yang mempunyai pasangan beda keyakinan satu sama lain mampu memberikan toleransi yang tak terhingga untuk urusan ini. Karena di semua agama pasti akan mengatur hubungan yang menyangkut umatnya dengan tuhan adalah prioritas utama. Dan ketika kalian memilih untuk jatuh hati pada pasangan yang beda dengan kalian harus mulai belajar mencari tau semua itu. Toh gaada salahnya mencari tau untuk bertoleransi satu sama lain. Lalu perihal makanan, ada beberapa agama yang melarang umatnya memakan makanan tertentu. Ini juga harusnya jadi bahan toleransi untuk pasangan yang beda agama.
Selanjutnya dari circle komunitas atau pertemanan pasangan yang beda agama. Karena ga semua teman akan dengan "biasa saja" saat tau kalian menjalani beda agama. Terkadang ada diantaranya yang terlalu maniak sehingga menolak keras hubungan kalian. Nah disini juga lagi-lagi clue yang harus di pecahkan. Bagaimana caranya menjelaskan ke circle teman bahwa hubungan kalian "sehat". Sehat disini bukan mengarah kenegatif, sehat disini dapat diartikan bahwa hubungan kalian dapat menerima satu sama lain, dan bertoleransi satu sama lain. Kasih pandangan ke teman-teman kalian jika kalian berjuang untuk memberikan kenyamanan satu sama lain tanpa harus merusak/mempengaruhi nilai keyakinan tertentu. Dan sebagai teman yang ada di circle itu harusnya kita tidak memojokan/menghakimi pasangan yang beda keyakinan itu. Tapi kita sebagai teman harusnya memberikan pandangan-pandangan terbaik seandainya terjadi stagnasi di hubungan teman kita.
Setelah clue satu persatu terpecahkan, perjalanan yang dilewati selanjutnya akan lebih seru dan berwarna walau ga jarang banyak rintangan-rintangan kecil yang datang. Ingat setelah step by step di lalui, perjalanan ini akan menemui garis finish. Cepat atau lambat garis finish itu pasti datang.
Part terberat adalah garis finish ini, percaya atau tidak pasangan yang beda keyakinan itu jarang banget berantem atau ribut masalah sepele. Perbedaan keyakinan aja bisa mereka lewati, apalagi cuma beda pendapat itu adalah hal yang mudah. Bahkan mereka terlalu enjoy melewati hari demi hari hingga lupa harus ada garis finish yang mereka ambil. Karena balik lagi, jika tidak ada yang mau mengalah maka hubungan akan berada di stagnasi. Sadar atau tidak jika menjalani hubungan beda keyakinan sudah dalam hitungan tahun akan ada hal serius yang wajib di bahas yaitu "mau di bawa kemana hubungan ini", jika tidak ada yang mampu menjawab, status stagnasi akan menjadi akhir. Dan biasanya akan ada salah satu pihak yang mulai "berulah" entah itu mendesak untuk mengikuti suatu keyakinan tertentu, entah itu mencari pengalih perhatian atau apapun itu dalam status stagnasi ini. Sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi, jika ada dari salah satu pasangan sudah mulai ragu dengan perjuangannya maka lebih baik dibicarakan. Jika memang perlu disudahi, maka akhirilah hubungan dengan tidak menyakiti siapapun dan melanjutkan hubungan tersebut sebagai teman atau kerabat. Jika memang kalian berkomitmen bersama dan salah satu dari kalian menang untuk memperjuangkan hubungan tersebut sehingga pasangan kalian dan kalian ada dalam satu keyakinan yang sama, Selamat! Kalian juara dari permainan pencari jejak hubungan cinta kalian.
Lalu yang memilih menyudahi bagaimana ? Lanjutkan lah hidup kalian, temukan pengganti pasangan yang satu keyakinan, yang bisa kembali membuat nyaman, dan membuat hidupmu seseru saat kalian mejalani hubungan beda keyakinan. Ingat, semua manusia itu memiliki karakter yang berbeda. Jika ingin bahagia, jangan bandingkan apa yang kamu jalani sekarang dengan apa yang kamu jalani dulu.
Intinya dari pembahasan ini adalah temukan bahagia kalian, mungkin kita tidak bisa memilih kepada siapa kita nyaman dan sayang tapi kita bisa menentuka apakah kita mau meneruskan atau menyudahi. Jika memang ingin menjalani cinta beda agama harus siap dengan segala resiko. Jangan karena atas nama cinta jadi mengadu domba atau menjelekan suatu agama.
Last from me "Karena yang se-Iman aja belum tentu se-AMIN, apalagi yang tidak se-Iman".
.
.
Nyoooooh...salam damai untuk kita semua!
Love
xoxo
Aulia
Pertama dari pribadi masing-masing, apakah mereka mau menerima pasangan mereka yang beda keyakinan ? apakah mereka mau memberikan toleransi ke pasangan mereka ? Jawabannya ada di diri masing-masing. Menerima pasangan ? Pasti lah orang mereka udah jatuh cinta, ga mungkin ga nerima kan. No! Bukan itu yang di maksud tapi lebih dari itu. Karena ketika pacaran dengan pacar yang beda keyakinan,akan banyak pertanyaan yang buat mental dari masing-masing pribadi tertekan *lagi-lagi ini based on my friend story not me*. Apalagi kalo tipe pasangan yang saat sudah pacaran biasaya dikenalkan ke keluarga. Nah...ini jadi salah satu clue yang harus dipecahkan. Jujur sejauh ini temen-temenku yang paling berat mengenalkan ke keluarga saat mereka pacaran adalah mereka yang memiliki pasanang muslim dan non-muslim. Karena yang muslim pasti akan lebih susah menerobos perkenalan yg mulus (mohon maap, ini hanya pendapatku. Tapi balik lagi ke mereka yang sedang berjuang, kadang ada beberapa keluarga yang akhirnya memberi lampu hijau ketika melihat keyakinan dari pasangan tersebut walau tetap diberi peringatan kalau ini baru sebatas teman dekat. Selanjutnya adalah toleransi, kalo ini kesemua agama akan setuju. Resiko pacaran beda agama adalah beda waktu ibadah, hari raya besar keagamaan dan juga beberapa ritual dari agama tertentu. Nah...harusnya sebagai orang yang mempunyai pasangan beda keyakinan satu sama lain mampu memberikan toleransi yang tak terhingga untuk urusan ini. Karena di semua agama pasti akan mengatur hubungan yang menyangkut umatnya dengan tuhan adalah prioritas utama. Dan ketika kalian memilih untuk jatuh hati pada pasangan yang beda dengan kalian harus mulai belajar mencari tau semua itu. Toh gaada salahnya mencari tau untuk bertoleransi satu sama lain. Lalu perihal makanan, ada beberapa agama yang melarang umatnya memakan makanan tertentu. Ini juga harusnya jadi bahan toleransi untuk pasangan yang beda agama.
Selanjutnya dari circle komunitas atau pertemanan pasangan yang beda agama. Karena ga semua teman akan dengan "biasa saja" saat tau kalian menjalani beda agama. Terkadang ada diantaranya yang terlalu maniak sehingga menolak keras hubungan kalian. Nah disini juga lagi-lagi clue yang harus di pecahkan. Bagaimana caranya menjelaskan ke circle teman bahwa hubungan kalian "sehat". Sehat disini bukan mengarah kenegatif, sehat disini dapat diartikan bahwa hubungan kalian dapat menerima satu sama lain, dan bertoleransi satu sama lain. Kasih pandangan ke teman-teman kalian jika kalian berjuang untuk memberikan kenyamanan satu sama lain tanpa harus merusak/mempengaruhi nilai keyakinan tertentu. Dan sebagai teman yang ada di circle itu harusnya kita tidak memojokan/menghakimi pasangan yang beda keyakinan itu. Tapi kita sebagai teman harusnya memberikan pandangan-pandangan terbaik seandainya terjadi stagnasi di hubungan teman kita.
Setelah clue satu persatu terpecahkan, perjalanan yang dilewati selanjutnya akan lebih seru dan berwarna walau ga jarang banyak rintangan-rintangan kecil yang datang. Ingat setelah step by step di lalui, perjalanan ini akan menemui garis finish. Cepat atau lambat garis finish itu pasti datang.
Part terberat adalah garis finish ini, percaya atau tidak pasangan yang beda keyakinan itu jarang banget berantem atau ribut masalah sepele. Perbedaan keyakinan aja bisa mereka lewati, apalagi cuma beda pendapat itu adalah hal yang mudah. Bahkan mereka terlalu enjoy melewati hari demi hari hingga lupa harus ada garis finish yang mereka ambil. Karena balik lagi, jika tidak ada yang mau mengalah maka hubungan akan berada di stagnasi. Sadar atau tidak jika menjalani hubungan beda keyakinan sudah dalam hitungan tahun akan ada hal serius yang wajib di bahas yaitu "mau di bawa kemana hubungan ini", jika tidak ada yang mampu menjawab, status stagnasi akan menjadi akhir. Dan biasanya akan ada salah satu pihak yang mulai "berulah" entah itu mendesak untuk mengikuti suatu keyakinan tertentu, entah itu mencari pengalih perhatian atau apapun itu dalam status stagnasi ini. Sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi, jika ada dari salah satu pasangan sudah mulai ragu dengan perjuangannya maka lebih baik dibicarakan. Jika memang perlu disudahi, maka akhirilah hubungan dengan tidak menyakiti siapapun dan melanjutkan hubungan tersebut sebagai teman atau kerabat. Jika memang kalian berkomitmen bersama dan salah satu dari kalian menang untuk memperjuangkan hubungan tersebut sehingga pasangan kalian dan kalian ada dalam satu keyakinan yang sama, Selamat! Kalian juara dari permainan pencari jejak hubungan cinta kalian.
Lalu yang memilih menyudahi bagaimana ? Lanjutkan lah hidup kalian, temukan pengganti pasangan yang satu keyakinan, yang bisa kembali membuat nyaman, dan membuat hidupmu seseru saat kalian mejalani hubungan beda keyakinan. Ingat, semua manusia itu memiliki karakter yang berbeda. Jika ingin bahagia, jangan bandingkan apa yang kamu jalani sekarang dengan apa yang kamu jalani dulu.
Intinya dari pembahasan ini adalah temukan bahagia kalian, mungkin kita tidak bisa memilih kepada siapa kita nyaman dan sayang tapi kita bisa menentuka apakah kita mau meneruskan atau menyudahi. Jika memang ingin menjalani cinta beda agama harus siap dengan segala resiko. Jangan karena atas nama cinta jadi mengadu domba atau menjelekan suatu agama.
Last from me "Karena yang se-Iman aja belum tentu se-AMIN, apalagi yang tidak se-Iman".
.
.
Nyoooooh...salam damai untuk kita semua!
Love
xoxo
Aulia
Comments
Post a Comment