Pemuja Rahasia
Sungguh indah apabila tuhan telah menyentuhkan cinta kepada kedua insan yang saling mengagumi, tak hanya cinta. Tuhan juga menitipkan setitik kasih sayang agar yang diberi titipan dapat merubahnya menjadi gumpalan yang besar dan bersifat abadi. Cinta itu menyapa siapapun, tanpa iya tau ataupun kenal dengan orang-orang yang mempunyai cinta itu. Terkadang cinta menyapa dua insan yang salah. Menyapa dua insan itu ketika mereka sudah berada dalam sebuah ikatan yang mereka bina masing-masing. Tak jarang cinta yang salah itu membuat dua orang yang saling mencintai itu hanya dapat memendamnya dalam diam, tanpa tahu kapan mereka bisa mengungkapkan tanpa harus ada yang mereka sakiti atau bahkan membuat salah seorang diantaranya hatinya terluka. Begitupun aku, hanya dapat memendap cintaku ketika cinta itu menyapaku di waktu aku masih bersamanya. Tak jarang aku hanya mampu mengobati rasa perih karena memendam itu dengan mencuri waktu berdua bersamanya. Aku tau aku bersalah, karena aku membuat orang-orang disekelilingku marah jika mengetahui aku dan pemuja rahasiaku disapa oleh cinta yang salah. Bahkan aku tau resiko yang aku terima jikalau mereka mengetahuinya. Aku siap, menerima semua resiko itu. karena aku benar-benar merasakan sesuatu yang berbeda dari dia, seseorang yang aku sebut pemuja rahasia. Aku tak mengerti mengapa Tuhan memberikan ini semua dengan semua yang telah ia rencanakan sebelumnya. Semakin aku mencoba memendam dan menghindar maka semakin besar keinginanku bersamanya. Tiap hari yang aku lewati aku hanya dapat berucap dalam hati "Kita pasti bersatu jika memang Tuhan menghendaki kita untuk bersatu", disetiap doa pun selalu kuselipkan ucapan itu dari lubuk hatiku yang terdalam. Namun kiranya Tuhan masih merahasiakan waktu yang indah itu hingga tiba saatnya untuk kami berpisah. Menjalani kehidupan masing-masing tanpa ada pengaruh dan bayang-bayang satu sama lain. Namun usaha yang kami lakukan nihil, semakin berusaha menghindar kami makin berusaha mencari tahu keberadaan masing-masing. Dan komunikasi pun kembali menyatukan kami. Semakin hari jarak yang tercipta selama ini semakin pudar bahkan tak tampak sedikitpun. Namun kami masih enggan menampakan apa yang selama ini kami pendam. Kami masih bertahan pada ego yang ada pada diri masing-masing. Dan "gengsi" merupakan kata yang membuat kekauan ini tak terpecahkan. Layaknya sebuah bongkahan ES BEKU. Mungkin diamnya aku dan dia adalah tepat karena ketika diam itu berubah maka resiko pun menghampiri. Terutama aku, entah apayangakan terjadi nantinya. Yang jelas, untuk saat ini aku hanya mampu meraihnya dalam diamku, bersamanya ketika ada celah waktu, dan bercengkrama dengan semua sikapnya yang sedari dulu telah aku eluh-eluhkan. Mungkin hanya pemuja rahasiaku,orang yang mampu meredam amarahku, menciptakan lengkungan senyum di bibirku, serta membuat tawa ku kembali ceria setelah aku tersakiti oleh orang yang membuat janji kepadaku. Dalam sikap dinginnya, aku membaca ketegasan, juga kelembutan hatinya. Tak jarang sifat kekanak-kanakan yang tak pernah ia tampakkan dengan siapapun akan keluar dengan alami ketika kami berdua. Dan aku hanya dapat mengunkapkan rasa bahagiaku melalui sebuah senyuman ketika sifat-sifat yang aku tunggu itu akulihat dengan mataku sendiri. Yaah...menjadi seorang pemuja rahasia itu sangat membahagiakan. Mampu membuat hati bahagia tanpa harus orang lain tau apa yang menjadi sebab kita tertawa bahagia. Tapi menjadi pemuja rahasia itu terkadang menyakitkan saat kita menangis dan orang lain tak pernah tau apa penyebab yang membuat kita menangis itu.
"Pemuja Rahasia ini adalah sebuah cerita yang saya persembahkan untuk para sahabat dan teman yang sedang menjadi Pemuja Rahasia. Terimakasih telah berbagi cerita, betapa indahnya menjadi Pemuja Rahasia"
Comments
Post a Comment